Kantor Hukum Law Firm & Network Security System Adha Hairul Usman (AHU & Partners) kembali menampilkan kinerja dan prestasi seorang tokoh, berbagai prestasi dan keahlian yang dimilikinya, pada akhirnya menjadi suatu hasrat untuk diteladani dalam kehidupan.
Tokoh Inspirasi Edisi April 2017, yakni: Bapak, Jenderal (Pol) Drs. H. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D., Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) memiliki kepribadian yang cerdas, tegas, berprestasi, berwibawa, bersahaja, dan taat kepada agama serta patuh kepada kedua orangtua.
Tiap-tiap orang jika berada di dalam kesuksesan, mau tidak mau pasti dihadapi dengan permasalahan yang luar biasa, sehingga ada juga yang pro dan kontra menanggapinya, hal ini sesuai dengan pepatah "semakin tinggi pohonnya, semakin kencang angin menerpa" atau "semakin jauh belayar, semakin tinggi ombaknya".
Orang-orang yang menanggapi dengan kontra hanya bagian sampul luarnya saja, tidak pula menganalisis dan mengupas prestasi dan keahlian dibagian dalamnya. Seolah-olah apa pun telah yang diperbuat, bagi mereka yang kontra menanggapi selalu salah, padahal belum tentu pada diri kita selalu baik, benar dan sempurna.
Orang-orang yang menanggapi dengan kontra hanya bagian sampul luarnya saja, tidak pula menganalisis dan mengupas prestasi dan keahlian dibagian dalamnya. Seolah-olah apa pun telah yang diperbuat, bagi mereka yang kontra menanggapi selalu salah, padahal belum tentu pada diri kita selalu baik, benar dan sempurna.
Ini lah fenomena pada diri Kapolri Jenderal (Pol) Drs. H. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D., tetap selalu tegar dan berwibawa menghadapi berbagai permasalahan. Kapolri dan institusi Polri yang dipimpinnya senantiasa menjadi sorotan publik, karena salah satu fungsi wewenangnya Polri yakni menjaga dan memelihara Kamtibmas (keamanan ketertiban masyarakat) atau dengan kata lain dengan fungsi dan wewenang ini lah Polri berhadapan langsung dengan masyarakat, sehingga wajar saja ada yang pro dan kontra terhadap tindakan dan upaya yang dilakukan oleh Polri.
Indonesia senantiasa menjadi target para teroris, orang-orang tidak berdosa pun turut menjadi korban, anak-anak, wanita bahkan orang lanjut usia pun menjadi korbannya. Korban teroris ada yang mengalami luka-luka bahkan ada pula hingga yang tewas di lokasi kejadian, belum lagi kerugian yang ditimbulkan dalam serangan teroris tersebut. Polri bertindak cepat dan tegas meringkus para pelaku, dari pelaku utama hingga pelaku-pelaku yang lainnya sesuai peran dan fungsinya masing-masing.
Merupakan suatu prestasi bagi Polri dalam mengamankan masyarakat dan negara, apalagi di upayakan juga dengan pencegahan (preventif), maksudnya sebelum serangan teroris terjadi pelaku telah duluan di tangkap.
Adapun serangan teroris yang telah terjadi di Indonesia selama kurun waktu tahun 2016, antara lain yakni sebagai berikut:
- Bom bunuh diri di depan Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin. Lokasi serangan teroris Sarinah-Starbucks di Jakarta Pusat, 14 Januari 2016;
- Menembak mati pimpinan teroris, Santoso, Amir Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Desa Taunca, Poso, Sulawesi Tengah, 15 Januari 2016;
- Ledakan bom di halaman Markas Kepolisian Resor Kota Surakarta, Jawa Tengah, 5 Juli 2016;
- Bom bunh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansur, Kota Medan, Sumatera Utara, 28 Agustus 2016;
- Ledakan bom molotov di pelataran Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda Kalimantan Timur, 13 November 2016; dan
- Ledakan bom molotov di Vihara Budi Dharma, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, 24 November 2016.
Begitu juga terhadap Aksi damai bela Islam yang menyuarakan penistaan agama yang berlangsung dengan berbagai jilid, yakni 4 November 2016, 2 Desember 2016 (212), 2 Februari 2017 (212 jilid 2), 11 Februari 2017 (112), dan 31 Marer 2017 (313). Padahal Polri telah mengantarkan penistaan agama tersebut sesuai aturan hukum yang berlaku untuk selanjutnya diproses hukum di Pengadilan, akan tetapi aksi damai ini pun menjadi sorotan dunia. Meskipun peserta aksinya ratusan ribu orang, akan tetapi berjalan dengan lancar, aman dan kondusif. Pemerintah dan Polri tidak pula melarang tiap-tiap aksi tersebut, kemudian Polri pun mengawal dan mengamankan aksi-aksi tersebut dengan tetap peserta aksi menyuarakan aspirasinya.
Kesemuanya itu tidak terlepas dari peran aktif dan kontribusi yang diberikan oleh Polri kepada masyarakat, bangsa dan negara, terutama Kapolri Jenderal (Pol) Drs. H. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D., secara bijaksana menghadapi permasalahan tersebut. Hal ini pun tidak luput dari ridho kedua orangtuanya, tiap-tiap menghadapi permasalahan yang sulit dan rumit apalagi dibenturkan stabilitas keamanan negara terasa terganggu, beliau senantiasa sebelum bertindak membicarakan permasalahan tersebut dan sekaligus meminta doa restu kedua orangtuanya. Sebagai wujud bakti anak kepada kedua orang tua, ketika ayahanda meninggal dunia, beliau lah yang mengadzankan almarhum ayahandanya di dalam kubur.
Jenderal (Pol) Drs. H. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D., merupakan salah satu anggota Polri dengan prestasinya yang luar biasa, berbekal prestasi yang di milikinya meraih beberapa kali kenaikan pangkat, antara lain sebagai berikut:
- Menangkap Tommy Soeharto di tempat persembunyian Jalan Maleo II Blok JB, Bintaro Jaya, Tangerang, Banten, pada 28 November 2001, dinaikkan pangkatnya menjadi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP);
- Melumpuhkan teroris Dr. Azahari Husin dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005, dinaikkan pangkatnya menjadi Komisaris Besar Polisi (Kombes) Polisi;
- Membongkar jaringan teroris yang dipimpin oleh Noerdin M Top dan sekaligus menjabat Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri pada tahun 2010, dinaikkan pangkatnya menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi.
- Menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggantikan Komjen (Pol) Usman Saud Nasution yang memasuki masa pensiun, dinaikkan pangkat menjadi Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi; akhirnya
- Tanggal 13 Juli 2016, Presiden RI Joko Widodo mengangkat beliau menjadi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) menggantikan Jenderal (Pol) Badrodin Haiti yang memasuki masa purna bakti, yang disertai dengan kenaikan pangkatnya menjadi Jenderal Polisi.
Kenaikan pangkat yang luar biasa terlihat kembali ketika beliau menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, dan sekitar delapan bulan kemudian dipromosikan sebagai Kepala BNPT dengan pangkat Komisaris Jenderal (Komjen).
Pengangkatan beliau sebagai Kapolri, membuka reformasi internal di tubuh Polri. Pada saat itu, beliau melewati sejumlah seniornya yang juga diajukan sebagai calon Kapolri diantaranya: Irwasum Komjen (Pol) Dwi Prayitno (angkatan 1982), Wakapolri Komjen (Pol) Budi Gunawan (angkatan 1983), Kepala BNN Komjen (Pol) Budi Waseso (angkatan 1984), dan Kabaharkam Komjen (Pol) Putu Eko Bayuseno (angkatan 1984).
Jenderal. Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D., kelahiran Palembang, tanggal 26 Oktober 1964 dan lulusan terbaik AKABRI Angkatan 1987 dengan meraih bintang Adhi Makayasa, dan pada tanggal 13 Juli 2016 dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kapolri. Pengangkatan beliau sebagai Kapolri di nilai oleh Presiden Joko Widodo, sederet prestasi yang di milikinya dan kenaikan pangkat yang luar biasa tidak seperti pada umumnya.
Selama beliau menjabat sebagai Kapolri, beliau pun masih tetap menunjukkan prestasinya, antara lain:
- Menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan Panglima TNI Jenderal (TNI) Gatot Nurmantyo, dan sekaligus mensinergikan hubungan baik antara Polri dan TNI;
- Mengawal dengan baik dan sempurna terhadap berbagai aksi, hingga menjadi contoh bagi negara lain, aksi yang damai dan bertoleransi dengan baik;
- Menangkap dan mengajukan pelaku-pelaku kejahatan sesuai prosedur aturan hukum yang berlaku;
- Penyempurnaan kredibilitas Polri terhadap anggota Polri yang telah melanggar aturan hukum dan kode etik untuk selanjutnya di tindak secara tegas, dan kemudian memberikan penghargaan kepada anggota Polri yang berprestasi;
- Menjalin hubungan yang baik dengan tetap menghormati fungsi dan wewenang antar lembaga-lembaga negara; serta
- Menciptakan suasana yang kondusif, tenteram, aman dan tenang, baik pada lingkungan masyarakat maupun terhadap bangsa dan negara, dengan mengoptimalkan peran dan fungsi Kamtibmas; dan
- Menjalin hubungan bilateral dan multilateral dengan negara-negara lain, baik yang berkenaan dengan fungsi dan peranan yang dimiliki Polri maupun terhadap kinerja dan prestasi beliau, mengenai keamanan di dalam negara dan begitu juga penanggulangan teroris.
Tidak terlintas sebagai tujuan untuk menjabat sebagai Kapolri, namun doa dan ridho kedua orangtua kepada anaknya, apalagi disertai pula dengan niat baik beliau mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, sehingga Allah swt meridhoiNya beliau menjabat sebagai Kapolri pada saat ini.
Sebagai kalimat penutup, semoga tiap-tiap kinerja dan prestasi beliau diridhoi Allah swt yang di sertai pula dengan kesehatan lahir dan bathin, sehat wal'afiat. Semoga Polri senantiasa memberikan layanan kepada masyarakat dengan baik dan sempurna.
Amin ya robbal'alamin.
Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Salam,
AHU & Partners,PT. Adeyandra Consulting Indonesia.
Referensi:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Terorisme_di_Indonesia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tito_Karnavian
http://m.cnnindonesia.com/nasional/20160615134744-12-138328/tito-karnavian-pemimpin-tim-penangkap-tommy-soeharto/
https://www.google.co.id/amp/ketemulagi.com/profil-komjen-tito-karnavian/amp/
http://biografiparatokohdunia.blogspot.co.id/2016/06/profil-dan-biografi-lengkap-tito.html?m=1
http://nasional.kompas.com/read/2016/06/16/06581621/tito.karnavian.jenderal.bintang.tiga.termuda.dengan.segudang.prestasi?page=all
No comments:
Post a Comment